Jumat, 21 Oktober 2011

Jadi Pastor dan Suster “Enaak Aja”

Jadi pastor dan suster “Enaak Aja”, demikian komentar beberapa anak Sekami saat ditanya mengapa punya cita-cita jadi pastor atau suster.

Dalam kesempatan Hari Minggu Panggilan sedunia ke-48, direktur diosesan KKI Keuskupan Denpasar, Rm. Herman Yoseph Babey, Pr memimpin perayaan ekaristi di Paroki St. Maria Immaculata Mataram-NTB. Perayaan diawali dengan perarakan para petugas liturgi bersama beberapa anak yang berpakaian uskup, pastor, suster dan tentara. Dalam kesempatan ini, Rm. Babey, demikian biasa di sapa, banyak mengajak dialog beberapa anak dan orang tua seputar cita-cita putra-putri mereka.
“Jadi pastor enak, jubahnya bagus dan dingin”, demikian komentar 2 anak, Surya dan Daniel saat ditanya alasan mereka ingin jadi pastor. Komentar senada juga disampaikan Helena dan siska, 2 anak yang berpakaian suster. Sementara itu, Samuel, “Uskup Kecil” sangat bangga bisa berpakaian seperti uskup. Tak mau ketinggalan, Tyas dan Fugi, 2 anak yang berpakaian tentara juga mau menjadi tentara tapi mau juga menjadi pastor dan suster.

Beberapa orang tua juga diajak berdialog, “Apa boleh anak-anak ini menjadi pastor atau suster kalau besar nanti ?” demikian pancing rm. Babey kepada para orang tua. Respon orang tua ada yang setuju, terserah kepada mereka nanti bahkan ada yang tidak setuju kalau anak mereka jadi pastor atau suster. Pada bagian penutup kotbahnya romo Babey mengajak seluruh umat untuk lebih banyak berdoa untuk panggilan. “Gereja, khususnya Gereja lokal Keuskupan Denpasar masih membutuhkan banyak imam dan biarawan-biarawati untuk karya-karya pastoral di wilayah ini”, demikian tegasnya.
Selain diikuti oleh anak-anak, perayaan ekaristi minggu panggilan ini juga diikuti oleh kaum muda yang mengambil bagian menjadi petugas koor dan juga para orang tua yang begitu antusias.

Animasi panggilan
Sesudah perayaan ekaristi, seluruh anak-anak, kaum muda dan orang tua diajak untuk bersama mengikuti animasi panggilan. Animasi yang lebih didominasi anak-anak ini, di motori seksi panggilan dan tim KKI Paroki Mataram. Dalam animasi kali ini, anak-anak, kaum muda dan para orang tua diajak bernyanyi dan menari dengan gaya khas SEKAMI, sehingga suasana kegiatan menjadi lebih hidup.


“Coba anak-anak yang mau jadi pastor dan suster, maju dan berdiri disampingi romo”, demikian teriak Rm. Babey, yang kemudian disambut riuh anak-anak yang langsung maju ke panggung dan berdiri disampingi kiri dan kanan Rm. Babey. Saat diajak berdialog tentang alasan mengapa mau menjadi pastor atau suster, banyak jawaban yang dilontarkan anak-anak secara polos. “Saya mau jadi Pastor, karena enak, bisa lebih dekat dengan Yesus”, demikian komentar salah seorang anak.

Serasa tak mau ketinggalan dengan anak-anaknya, para orang tua juga diajak untuk naik ke panggung dan berdialog dengan Rm. Babey. “Relakah, para orang tua kalau anaknya menjadi pastor atau suster ?”, tantang Romo yang juga menjadi direktur PUSPAS ini. Seketika suasana menjadi riuh dengan jawaban orang tua, ada yang rela, ada terserah pada anaknya, ada juga yang tidak setuju. Dalam kesempatan ini, kembali Rm. Babey mengajak anak-anak dan orang tua untuk lebih banyak lagi berdoa untuk panggilan.

Talkshow Panggilan : “AKU Membutuhkanmu”

Sebagai rangkaian dari minggu panggilan sedunia ke-48, seksi Panggilan bekerja sama dengan seksi KKI Paroki Mataram menggelar talkshow panggilan. Talkshow yang mengambil tema “AKU Membutuhkanmu”, menghadirkan sharing pengalaman dari beberapa nara sumber. Rm. Paroki St. Maria Immaculata Mataram, Rm. Lorensius Maryono, Pr mengawali sharingnya dengan menceritakan pengalamannya menjadi katekis di pedalaman Agats-Papua. Pengalaman inilah yang membuat Romo Lorens, demikian beliau biasa disapa, menjadikan dirinya tertarik menjadi pastor. Sharing kemudian dilanjutkan dengan pengalaman 2 orang tua yang anaknya menjadi pastor dan suster. “Semua saya serahkan kepada kehendak Tuhan dan penyertaan Bunda Maria”, demikian diungkapkan Mama Domi, seorang ibu yang putrinya menjadi suster di kongregasi SSpS, saat putrinya tersebut memutuskan masuk biara. Hal senada juga disampaikan Bapak Nico walian, Ayah dari P. Hebry, SX. “Awalnya saya ingin anak saya jadi tentara seperti saya, tapi kehendak Tuhan berbeda, saya serahkan saja pada kehendak-Nya”, tegasnya.
Sebagai bagian penutup, Rm. Babey juga mensharingkan perjalanan panggilannya hingga menjadi pastor seperti sekarang ini.
Dalam bagian lain, peserta talkshow juga diajak untuk memberikan harapannya, khususnya harapannya pada para Imam. “Pastor harus lebih mengayomi umatnya”, demikian salah satu harapan yang muncul dari peserta talkshow.
Sementara itu, Rm. Babey menegaskan beberapa hal pada umat, yaitu : selalu berdoa bagi para imam dan biarawan-biarawati, berdoa untuk panggilan, bekerjasama antara pastor dan umat dalam karya pastoral gereja, serta memberikan anak-anaknya untuk dibina dalam pendampingan sekami.
Semoga dengan kegiatan-kegiatan di hari minggu panggilan ini, benih-benih panggilan semakin subur khususnya di gereja lokal, seperti harapan yang disampaikan oleh Bapa Suci Benedictus XVI pada minggu panggilan tahun ini. Semoga…