Jadi pastor dan suster “Enaak Aja”, demikian komentar beberapa anak Sekami saat ditanya mengapa punya cita-cita jadi pastor atau suster.
Dalam kesempatan Hari Minggu Panggilan sedunia ke-48, direktur diosesan KKI Keuskupan Denpasar, Rm. Herman Yoseph Babey, Pr memimpin perayaan ekaristi di Paroki St. Maria Immaculata Mataram-NTB. Perayaan diawali dengan perarakan para petugas liturgi bersama beberapa anak yang berpakaian uskup, pastor, suster dan tentara. Dalam kesempatan ini, Rm. Babey, demikian biasa di sapa, banyak mengajak dialog beberapa anak dan orang tua seputar cita-cita putra-putri mereka.
“Jadi pastor enak, jubahnya bagus dan dingin”, demikian komentar 2 anak, Surya dan Daniel saat ditanya alasan mereka ingin jadi pastor. Komentar senada juga disampaikan Helena dan siska, 2 anak yang berpakaian suster. Sementara itu, Samuel, “Uskup Kecil” sangat bangga bisa berpakaian seperti uskup. Tak mau ketinggalan, Tyas dan Fugi, 2 anak yang berpakaian tentara juga mau menjadi tentara tapi mau juga menjadi pastor dan suster.
Beberapa orang tua juga diajak berdialog, “Apa boleh anak-anak ini menjadi pastor atau suster kalau besar nanti ?” demikian pancing rm. Babey kepada para orang tua. Respon orang tua ada yang setuju, terserah kepada mereka nanti bahkan ada yang tidak setuju kalau anak mereka jadi pastor atau suster. Pada bagian penutup kotbahnya romo Babey mengajak seluruh umat untuk lebih banyak berdoa untuk panggilan. “Gereja, khususnya Gereja lokal Keuskupan Denpasar masih membutuhkan banyak imam dan biarawan-biarawati untuk karya-karya pastoral di wilayah ini”, demikian tegasnya.
Selain diikuti oleh anak-anak, perayaan ekaristi minggu panggilan ini juga diikuti oleh kaum muda yang mengambil bagian menjadi petugas koor dan juga para orang tua yang begitu antusias.
Animasi panggilan
Sesudah perayaan ekaristi, seluruh anak-anak, kaum muda dan orang tua diajak untuk bersama mengikuti animasi panggilan. Animasi yang lebih didominasi anak-anak ini, di motori seksi panggilan dan tim KKI Paroki Mataram. Dalam animasi kali ini, anak-anak, kaum muda dan para orang tua diajak bernyanyi dan menari dengan gaya khas SEKAMI, sehingga suasana kegiatan menjadi lebih hidup.
“Coba anak-anak yang mau jadi pastor dan suster, maju dan berdiri disampingi romo”, demikian teriak Rm. Babey, yang kemudian disambut riuh anak-anak yang langsung maju ke panggung dan berdiri disampingi kiri dan kanan Rm. Babey. Saat diajak berdialog tentang alasan mengapa mau menjadi pastor atau suster, banyak jawaban yang dilontarkan anak-anak secara polos. “Saya mau jadi Pastor, karena enak, bisa lebih dekat dengan Yesus”, demikian komentar salah seorang anak.
Serasa tak mau ketinggalan dengan anak-anaknya, para orang tua juga diajak untuk naik ke panggung dan berdialog dengan Rm. Babey. “Relakah, para orang tua kalau anaknya menjadi pastor atau suster ?”, tantang Romo yang juga menjadi direktur PUSPAS ini. Seketika suasana menjadi riuh dengan jawaban orang tua, ada yang rela, ada terserah pada anaknya, ada juga yang tidak setuju. Dalam kesempatan ini, kembali Rm. Babey mengajak anak-anak dan orang tua untuk lebih banyak lagi berdoa untuk panggilan.
Talkshow Panggilan : “AKU Membutuhkanmu”
Sebagai rangkaian dari minggu panggilan sedunia ke-48, seksi Panggilan bekerja sama dengan seksi KKI Paroki Mataram menggelar talkshow panggilan. Talkshow yang mengambil tema “AKU Membutuhkanmu”, menghadirkan sharing pengalaman dari beberapa nara sumber. Rm. Paroki St. Maria Immaculata Mataram, Rm. Lorensius Maryono, Pr mengawali sharingnya dengan menceritakan pengalamannya menjadi katekis di pedalaman Agats-Papua. Pengalaman inilah yang membuat Romo Lorens, demikian beliau biasa disapa, menjadikan dirinya tertarik menjadi pastor. Sharing kemudian dilanjutkan dengan pengalaman 2 orang tua yang anaknya menjadi pastor dan suster. “Semua saya serahkan kepada kehendak Tuhan dan penyertaan Bunda Maria”, demikian diungkapkan Mama Domi, seorang ibu yang putrinya menjadi suster di kongregasi SSpS, saat putrinya tersebut memutuskan masuk biara. Hal senada juga disampaikan Bapak Nico walian, Ayah dari P. Hebry, SX. “Awalnya saya ingin anak saya jadi tentara seperti saya, tapi kehendak Tuhan berbeda, saya serahkan saja pada kehendak-Nya”, tegasnya.
Sebagai bagian penutup, Rm. Babey juga mensharingkan perjalanan panggilannya hingga menjadi pastor seperti sekarang ini.
Dalam bagian lain, peserta talkshow juga diajak untuk memberikan harapannya, khususnya harapannya pada para Imam. “Pastor harus lebih mengayomi umatnya”, demikian salah satu harapan yang muncul dari peserta talkshow.
Sementara itu, Rm. Babey menegaskan beberapa hal pada umat, yaitu : selalu berdoa bagi para imam dan biarawan-biarawati, berdoa untuk panggilan, bekerjasama antara pastor dan umat dalam karya pastoral gereja, serta memberikan anak-anaknya untuk dibina dalam pendampingan sekami.
Semoga dengan kegiatan-kegiatan di hari minggu panggilan ini, benih-benih panggilan semakin subur khususnya di gereja lokal, seperti harapan yang disampaikan oleh Bapa Suci Benedictus XVI pada minggu panggilan tahun ini. Semoga…
Jumat, 21 Oktober 2011
Senin, 15 Februari 2010
Hari Orang Sakit Sedunia Tahun 2010
Dalam rangka memperingati Hari Orang Sakit Sedunia ( HOS ) Tahun 2010, SEKAMI Mataram mengadakan kegiatan mengunjungi umat yang sedang sakit dibeberapa lingkungan. Kegiatan yang merupakan agenda tahunan ini dilaksanakan pada hari Minggu, 14 Februari, bertepatan dengan Valentine Day. "Merayakan valentine dengan berbagi kasih kepada yang sakit" demikian yang dikatakan beberapa anak-anak dan pendamping yang mengikuti kegiatan ini. Kegiatan itu sendiri juga melibatkan Prodiakon Paroki yang mengirim hosti pada umat yang sakit. "Tahun ini memang kami tidak berkunjung ke rumah sakit seperti tahun-tahun sebelumnya dan mengisi HOS dengan cara ini", demikian dikatakan Maria Theresia, yang akrab dipanggil Kak Ina sebagai koordinator KKI Paroki Mataram.
Pada kegiatan tahun ini memang tidak banyak anak-anak yang bisa terlibat, karena kendala transportasi, namun tidak kalah semangat dengan pelaksanaan tahun-tahun sebelumnya. "Tetap semangat mewujudkan semangat 2D2K", demikian dikatakan Galang dan Gita, adik dan kakak yang mengikuti kegiatan bersama kakak-kakak pendamping.
Maju terus SEKAMI Mataram mewujudkan semangat 2D2K..Tuhan memberkati
Senin, 04 Januari 2010
Hari Anak Misioner ke-167 Tahun 2010
Minggu pagi ini terasa berbeda dari hari minggu yang lain, sejumlah anak-anak yang tergabung dalam SEKAMI ( Serikat Kepausan Anak Misioner Indonesia ) dengan pakaian adat satu persatu memenuhi gedung gereja Katolik St. Maria Immaculata Mataram. ya, hari mereka akan merayakan Hari Penampakan Tuhan yang juga sekaligus dirayakan sebagai Hari Anak Misioner Sedunia ke-167.
Perayaan yang diawali Misa Kudus dipimpin oleh Rm. Yohanes Kadek Ariana, Pr bersama Rm. Rosarius Geli, SVD. "Kami Telah Melihat Bintangnya", adalah tema Hari Anak Misioner Sedunia tahun 2010 ini. diawali oleh barisan anak-anak berpakaian adat yang menggambarkan 3 raja yang membawa persembahan kepada bayi Yesus, misa dimulai diringi paduan suara anak-anak membawakan lagu Mars Pendiri SEKAMI.
Dalam kotbahnya, Rm. Kadek, demikian biasa ia disapa, mengajak anak-anak berdialog..."Ayo, siapa yang tahu, siapa nama 3 raja yang datang menyembah Bayi Yesus ?" spontan anak-anak merebutan mengangkat tangan menjawab pertanyaan dari Rm. Kadek.
Yang menarik dari perayaan HUT SEKAMI tahun ini adalah keterlibatan orang tua yang begitu besar, tidak hanya dari segi pendanaan, tapi juga keterlibatan langsung mereka dalam persiapan dan pelaksanaan kegiatan ini. salah satunya pengumpulan hadiah natal yang dikumpulkan para orang tua kepada para pendamping SEKAMI, kemudian di serahkan kembali oleh Sinterklas saat acara berlangsung. dalam kesempatan ini, Brian, seorang anak SEKAMI menyanyikan lagu O Holy Night yang kemudian disambut dengan tepuk tangan meriah dari umat yang hadir.
SAlut buat SEKAMI Mataram.....terus semangat dalam mewujudkan 2D2K...Doa...Derma...Kurban..Kesaksian...
Tuhan Memberkati...
Perayaan yang diawali Misa Kudus dipimpin oleh Rm. Yohanes Kadek Ariana, Pr bersama Rm. Rosarius Geli, SVD. "Kami Telah Melihat Bintangnya", adalah tema Hari Anak Misioner Sedunia tahun 2010 ini. diawali oleh barisan anak-anak berpakaian adat yang menggambarkan 3 raja yang membawa persembahan kepada bayi Yesus, misa dimulai diringi paduan suara anak-anak membawakan lagu Mars Pendiri SEKAMI.
Dalam kotbahnya, Rm. Kadek, demikian biasa ia disapa, mengajak anak-anak berdialog..."Ayo, siapa yang tahu, siapa nama 3 raja yang datang menyembah Bayi Yesus ?" spontan anak-anak merebutan mengangkat tangan menjawab pertanyaan dari Rm. Kadek.
Yang menarik dari perayaan HUT SEKAMI tahun ini adalah keterlibatan orang tua yang begitu besar, tidak hanya dari segi pendanaan, tapi juga keterlibatan langsung mereka dalam persiapan dan pelaksanaan kegiatan ini. salah satunya pengumpulan hadiah natal yang dikumpulkan para orang tua kepada para pendamping SEKAMI, kemudian di serahkan kembali oleh Sinterklas saat acara berlangsung. dalam kesempatan ini, Brian, seorang anak SEKAMI menyanyikan lagu O Holy Night yang kemudian disambut dengan tepuk tangan meriah dari umat yang hadir.
SAlut buat SEKAMI Mataram.....terus semangat dalam mewujudkan 2D2K...Doa...Derma...Kurban..Kesaksian...
Tuhan Memberkati...
Jumat, 23 Oktober 2009
Kemah Misioner Minggu Misi 2009
Halo teman-teman....Ketemu lagi ne, ada berita misoner ne dari kami, SEKAMI Paroki St. Maria Immaculata Mataram….
Dalam rangka merayakan hari minggu misi yang ke-81 tahun 2009, SEKAMI Paroki St. Maria Immaculata Mataram mengadakan kegiatan Kemah Misioner dengan tema khusus “Menjadi Misionaris Cilik Yang Mencintai Ekaristi”. Kegiatan ini di adakan di lapangan SMPK Kesuma Mataram, tanggal 17 – 18 Oktober 2009.
Ada sekitar 59 anak Sekami yang ambil bagian dalam kegiatan tersebut. Panitia Kemah membangun 6 tenda /Rumah Misioner, 3 Rumah milik Sekami putra (Rumah Sto. Albertus, Sto. Antonius dan Sto. Gregorius). 3 rumah lagi milik sekami putri (Rumah Sta. Maria, Sta. Vincentia, Sta. Patrisia).
Kegiatan di mulai hari Sabtu sore, 17 Oktober 2009. Peserta kemah datang, di antar oleh orang tua masing–masing. Mereka membawa ransel yang berisi barang–barang keperluan mereka. Mereka tampak bersemangat dan siap untuk bermisi. Acara di awali dengan animasi yang dipimpin oleh kakak–kakak pendamping. Kemudian diisi oleh Sr. M. Bernarda, AK yang membawakan tema “Anak dan Ekaristi”. Pada kesempatan ini Sr, Nar, demikian biasa disapa oleh anak-anak, mengajak anak-anak untuk lebih mencintai ekaristi, ‘Rajin ke gereja, tidak mengobrol di gereja, tidak bermain di gereja, tetapi mengikuti perayaan ekaristi dengan khikmat’, demikian dikatakan Sr. Nar mengingatkan pada anak-anak. Sesudah itu Sr. Nar juga mengajak anak-anak untuk melakukan simulasi gerakan-gerakan yang sering dilakukan saat mengikuti perayaan ekaristi. Ayo siapa yang berani memperagakan cara berlutut dan berdiri yang baik saat mengikuti misa ?? tantang Sr Nar pada anak-anak yang disambut acungan tangan anak-anak berebut ingin tampil.
Oya teman-teman, walaupun saat itu lokasi kegiatan terkena giliran pemadaman listrik. Kegembiraan mereka tidak terganggu lo… Acara tetap berlanjut dengan diterangi lampu-lampu emergency dan beberapa lilin. Waahhhh…tambah seru jadinya….
Setelah makan malam bersama, dilanjutkan dengan berdoa Rosario Misioner di gua Maria yang berada di halaman biara susteran AK. Nah ne dia yang tidak kalah seru, yaitu lomba–lomba yang berlangsung di lapangan sekitar tenda. Lomba cepat tepat membuka perikop Kitab Suci dengan terlebih dahulu memecahkan balon, lomba ini dimenangkan oleh rumah Sta. Patricia. Ada juga lomba pesan berantai yang mengundang geli para peserta yang salah menyampaikan pesan yang diterimanya. Kegiatan malam itu ditutup dengan ibadat malam pukul 20.00 WITA.
Keesokan harinya, kegiatan diawali dengan senam pagi, kemudian membersihan kemah masing-masing dan dilanjutkan dengan makan pagi. Sesudah itu anak-anak Sekami membuat kreatifitas berdasarkan perikop kitab suci, dengan memanfaatkan barang bekas dari kegiatan kemah ini sehingga menjadi sesuatu yang berarti. Ada yang mengambil tema 5 roti dan 2 ikan, bahtera Nuh, Yesus di salibkan, pokoknya menarik dah….
Nah ne dia yang tak kalah seru….Hari ini, kami, misionaris cilik, mengadakan Aksi Misioner, yaitu mengunjungi umat yang sakit dan sudah tidak dapat pergi ke gereja lagi. Mereka berjalan bersama bapak–bapak prodiakan yang memberi pelayanan Komuni Kudus. Para misionaris cilik semakin mengerti arti pentingnya Ekaristi dan semakin mencintai Yesus, yang selalu hadir pada orang–orang kecil dan menderita.
‘Ini pengalaman pertama kali saya ikut mengantar hosti pada orang sakit’ demikian sharing beberapa anak saat diminta menceritakan pengalamannya mengikuti aksi missioner kepada teman-temannya yang lain.
Kegiatan kemah ini di akhiri dengan “Ibadat Sabda” yang dipimpin oleh Bpk. Prodiakon F. Subarman dan pengumuman hasil kegiatan. Secara keseluruhan keluar sebagai kemah terbaik diraih oleh rumah Sta. Maria, yang mempunyai yel-yel unik. Nah ne dia yel – yel yang dibuat mereka :
“Santa Maria, biar imut.. tapi manis!
Tetap setia pada Yesus,
Yang lain...?! belajar dong sama I (ai)!”
Dari kegiatan Kemah Misioner diharapkan anak–anak sekami benar-benar dapat menjalankan semangat 2D2K, menjadi contoh bagi teman–teman yang lain, bersikap sopan dalam mengikuti perayaan ekaristi, semakin mencintai dan dekat pada Yesus.
Oce teman-teman…sekian dulu berita dari kami….SALAM MISIONER
Rabu, 09 September 2009
Sejarah SEKAMI
Serikat kepausan Anak dan remaja Misioner merupakan gerakan internasional dari anak-anak yang paling tua di seluruh dunia. Pendirinya adalah Mgr. Charles de Forbin Janson, Uskup Nancy, Perancis, pada tahun 1843 (thn 2003, HUT Sekami ke-160 thn).
Sejak 3 Mei 1922, dipusatkan ke Roma dengan status kepausan.
Ia sangat prihatin dengan keadaan anak-anak di seluruh dunia, teristimewa di Cina, yg pada waktu itu memiliki banyak anak yg menderita rohani dan jasmani.
Keadaan politik dan sosial ekonomi menyebabkan banyak anak :
1. Menderita kelaparan
2. Dipaksa kerja berat
3. Tidak mendapatkan pendirikan
4. Hidup di jalanan
5. Mengemis dan berbuat kejahatan
6. Banyak anak yg mati tanpa mengenal Tuhan
Alasan Mgr. Charles Mendirikan Kelompok Anak Misioner
Ia terharu dan berdoa serta minta petunjuk Tuhan “bagaimana agar anak-anak dapat diselamatkan”
Ia disadarkan Tuhan: anak-anak bukanlah obyek Kabar Gembira, tetapi subyek Kabar Gembira. Artinya :
Anak-anak mampu menjadi rasul-rasul kecil, sahabat-sahabat Yesus,pembawa Yesus
Anak-anak sangat tulus dalam menolong temannya yg jauh lebih menderita, mereka mampu melakukan,
“children helping children”, anak bantu anak.
Anak-anak dapat membantu teman-temannya lewat doa dan derma, anak dapat menjadi sahabat bagi temannya.
Tahun 1843 : Holy Childhood-Kanak-kanak Suci
Pelindung gerakan ini adalah Yesus
Tujuan utamanya :
menjadikan anak-anak sahabat Yesus, yg berani memperkenalkan Yesus pada temannya yg lain
Membawa teman-temannya yg baru kepada Yesus
Dengan semangat setia kawan dituntun untuk rela menolong sesama sahabatnya yg lain
Singkatnya menjadi rasul-rasul cilik atau misionaris-misionaris cinta
3 Mei 1922 : Serikat Kepausan Anak Misioner
Berpusat di Roma
Langsung di bawah perlindungan Sri Paus sendiri
Di Indonesia
Sekami telah mulai bergiat sejak tahun 1970-an.
Mulanya bernama SEKAR (Serikat Kepausan Anak dan Remaja)
Sejak Lokakarya Nasional KKI di Denpasar (1996), wakil-wakil dari seluruh keuskupan, bersama pimpinan Karya Kepausan Indonesia, bersepakat untuk merubah namanya menjadi SEKAMI (Serikat Kepausan Anak/Remaja Misioner)
Tambahan kata Misioner dirasa perlu oleh para Dirdios KKI se-Indonesia, agar anak dan remaja lebih menyadari peran dan perutusan misioner mereka
Tujuan SEKAMI
1. Membangun hubungan pribadi penuh persahabatan dengan Yesus dan dengan sesama sahabat lainnya
2. Membangun kesadaran misioner dalam hati dan budi anak dan remaja (setiap anak adalah Misionaris cilik)
3. Membngun persekutuan misioner di kalangan anak dan remaja (bersama-sama merekan diutus sebagai misionaris)
4. Membangun kerja sama misioner sejak dini di kalangan anak dan remaja (belajar bertanggungjawab dan bekerja sama)
5. Membangun kepedulian misioner anak lewat, doa dan derma (khusus bagi anak yg jauh lebih menderita
6. Mempersiapkan kader misioner dari kalangan anak (persiapan masa depan mereka dan Gereja)
Sasaran yang ingin dicapai :
1. Rela dan sedia membagikan imannya akan Yesus, sebab :
a. Anak juga mengambil bagian dalam perutusan Gereja
b. Anak adalah misionaris : garam, terang dan cahaya dunia
c. Anak bukan hanya obyek misi, tp subyek misi bersama orang lain, sesama anggota Gereja
2. Rela dan sedia membagikan miliknya yg kendati sedikit bagi anak-anak lain :
a. Perbuatan nyata adalah ungkapan konkrit iman dan doa serta tanggung jawab misionernya
b. Kesadaran misioner menghasilkan kerelaan untuk berbagi, secara nyata dalam hal material/derma, lebih gembira karena memberi dan bukan karena menerima
c. Kerelaan berbagi dinyatakan juga dengan saling menerima teman lain: budaya, agama, bakat, talenta, dll.
Keanggotaan
1, Setiap anak dan remaja Katolik (untuk Sekami Internasional, dibatasi 14 thn ke bawah), boleh menjadi anggota Sekami
Untuk Indonesia, tak ada keberatan untuk melibatkan anak-anak remaja, khususnya usia SMP
2. Setiap anggota Sekami hendaknya siap menjadi “sahabat di tengan sahabat”, dalam bentuk sebuah serikat anak-anak, yaitu kumpulan/pertemanan/persahabatan nasional bahkan internasional
3. Seorang anak menjadi anggota resmi dengan memohon untuk menjadi anggota dan permohonannya disetujui dan dikabulkan oleh Direktur Diosesan KKI Keuskupannya, dengan sepengetahuan Direktur Nasional, melalui sebuah pelantikan.
4. Sebelum mengajukan diri dan diterima sebagai anggota resmi, setiap anak harus sudah pernah mengikuti pertemuan-pertemuan Sekami serta mengenal dan memahami tujuannya
5. Dianjurkan agar kelompok anak-anak membentuk kelompok para rasul, berjumlah sekitar 12 orang. Ada seorang penanggung jawab; ada beberapa tugas yang dapat digilirkan, agar anak-anak mulai belajar bekerja sama dan beroganisasi. Setiap kelompok hendaknya mempunyai nama kelompok yg diambil dari seorang kudus/rasul, yg menjadi pelindung rohani sekaligus teladan khusus mereka,dll.
6. Penerimaan resmi anggota dilakukan lewat Ibadat Khusus atau dalam kesempatan Misa Anak-anak.
7. Hendaknya orang tua juga dilibatkan dalam perayaan pelantikan sehingga mereka pun dapat lebih memahami peran misioner anaknya maupun mereka sebagai orang tua/keluarga.
Langganan:
Postingan (Atom)